Oct 11, 2016

[Temanku Penulis] Yudith Fabiola... From Writing To Sewing


Niat awal menceritakan kisah perempuan cantik dengan kemampuan menulis yang cakep ini sudah lamaaaa banget. 

Entah kendalanya apa ya? Selain "sok" sibuk jadi emak, terus keasyikan chat di wa aja plus segudang alasan yang sebetulnya tak perlu dicari. 

*kalo nulis...ya nulis aja Dian.... jangan nyari alasan membolehkan tidak menulis. Hiks... 

Baiklah...

Aku mulai aja ya...

Beberapa bulan lalu.... Facebook memberitahu jika pertemananku dengan Febi, nama panggilan untuk Yudith Fabiola sudah berlangsung 7 tahun. Berarti itungan FB, kami berteman sejak tahun 2009. Padahal 2 tahun sebelumnya, aku dan Febi sudah berteman baik melalui media bernama Multiply. 

Aku kenal  nama Febi, justru dari sebuah antologi. Aku pertama kali menulis kisahku dalam sebuah antologi berjudul Persembahan Cinta. Penyusunnya teh Pipiet Senja. Dan saat kuterima bukti terbit bukunya, kupandangi nama asing "Yudith Fabiola" yang ada di cover.

"Hemmm,.. siapakah perempuan ini?" bisikku. Hal ini menggiringku mencari tahu. Siapa Yudith Fabiola? 



Antologi pertamaku. Dan kali pertama lihat nama Yudith Fabiola di sini




Sampailah aku di akun Multiply milik Yudith Fabiola. Kemudian kuadd multiplynya. Kucermati halaman rumah maya yang penuh dengan buku-buku karyanya. Sejak itu, aku ingin berteman dengannya. 

Lebih tepatnya, ... sejak detik namanya kulihat di cover buku antologi pertamaku. 

Sepertinya, Allah kalau mengatur perjodohan dalam bertemanpun unik ya. 

Singkat cerita, aku dan Febi saling menyemangati menulis. Aku yang bau kencur waktu itu, belajar menulis dari tulisan-tulisannya baik di buku maupun di postingan multiply. Tak jarang, kami saling memberitahu perihal lomba, atau deadline audisi naskah. 

Hingga akhirnya Allah pun berkenan kami untuk berjumpa pertama kali di Indonesia, kawasan Tangerang. Bersama Gita Lovusa dan Vienna Alifa, kami berempat kopdar alias kopi darat selaku pengguna akun multply. 


wajah cute kami bertahun lalu. :) 

Boleh dibilang, sejak pertemanan kami hingga tahun 2012-2013, kami berdua saling "berlomba" menyemangati dalam hal menulis. Salah satu karya Febi yang menarik perhatian ibuku, sehingga tertarik untuk membacanya juga, adalah buku "Finding You" . Febi juga menulis beberapa buku cerita anak. Dan asyiknya, nama kami sering ada di satu buku antologi atau kumpulan cerita lhoo...:) 




Hingga pada satu titik dan moment tertentu...entah kenapa dan apa alasannya ... tiba-tiba kami "berhenti" sejenak dari dunia menulis. Ada satu dua hal yang mirip menjadi alasan kami untuk istirahat sejenak dari hiruk pikuk dunia menulis kala itu. 

Aku menjadi fokus pada Aam putraku yang gifted child. Dan Febi entah bersemedi berapa lama, ...karena tiba-tiba ia muncul dengan karya lain. Yakni tas-tas cantik yang lahir dari tangannya langsung. 
Sudah ada mereknya looo :) 


Tote Bag bikinan Febi 


Waaah.... 

Hidup manalah bisa diprediksi ya. Akupun kagum dengan kemampuannya menjahit saat ini. Meski katanya baru belajar... tapi membuatku bertanya-tanya...."mungkinkah aku ikutan belajar menjahit juga?" hehehe



ini salah satu foto kesukaanku

Selain jumpa di Indonesia, aku dan Febi pernah bertemu 2 sampe 3 kali di negeri Singa, di negara tempat ia tinggal belasan tahun terakhir ini. Kami pernah berjumpa saat aku hamil Aam, dan saat Aam sudah berusia hampir 2 tahun. Selain berjumpa dengan anak-anaknya yang cantik dan cakep plus cerdas, kami juga pernah berjumpa bareng Wayan Lessy, teman sesama mantan pengguna Multiply yang bermata indah dan juga tinggal di Singapura. Ah... itu kenangan indah banget. Karena berjam-jam kami ngobrol banyak hal di kamar hotel tempatku menginap. 


Sebelum pulang ke Indonesia, kami jumpa lagi di Airport

Oh iya...

Beberapa bulan lalu, aku pernah mengajukan beberapa pertanyaan kepada Febi, via whatsapp. 

Berikut tanya jawabnya ya : 

Aku : Sejak kapan Fe suka menulis, apakah sama rasa pertama sukanya dengan Febi suka menjahit ? 

Febi : Fe suka menulis mulai sekitar tahun 2003. Tentang perasaan... perasaannya sama dengan rasa pertama suka menjahit. Sama-sama tertarik. 

Aku : Menjahit, menulis cerita anak, menulis novel dewasa. Mana yang Febi pilih untuk Febi nikmati di masa tua, dan mengapa memilih jawaban tersebut?

Febi : Ihiy... susah nih jawabnya. Pinginnya masa tua mah menjadi pengajarnya. Pengajar menjahit dan pengajar menulis :D 

Aku : Seberapa besar pengaruh dunia media sosial buat seorang Febi ?

Febi : Jawabanya berubah seiring berjalannya waktu. Untuk saat ini cukup berpengaruh. 

Aku : Anak-anak Fe sendiri lebih senang Umminya menulis atau menjahit ? Apa alasan mereka ? 

Febi : Belum pernah bertanya secara eksplisit. Tapi melihat reaksi mereka, sepertinya mereka suka, baik Febi menulis maupun menjahit. 

Aku : Kenal uni udah 9 tahun di dunia menulis. Masih inget nggak, kapan pertama kali ketemu langsung dan menurut Febi, Uni di dunia nyata dan maya, sama aja atau beda? 

Febi : Pertama kali ketemu uni itu, di Teras Kota Tangerang Selatan. Menurut Febi, Uni di dunia maya dan nyata tidak berbeda. Dari tulisan kelihatan rame, waktu ketemu ternyata memang beneran rame, gak jaim, berinisiatif untuk bertanya/ngobrol/diskusi atau  ngegosip....hihihi...

Demikianlah obrolan singkatku dengan Febi. Terus terang, aku masih berharap akan segera muncul lagi karya-karya tulisan Febi, selancar karya-karya menjahitnya saat ini. 


hasil jepretan Lessy. Selalu unik dan aku suka banget moment bersama ini 
Sungguh, memiliki banyak teman itu menyenangkan. Tapi memiliki satu teman yang seperjuangan (dalam hal menulis) sangat membahagiakan... :) 



*Pamulang, 12 Oktober 2016












No comments:

Post a Comment

Patah Hati Berbuah Domain Diri

Berdiri di samping banner buku " Dan Akupun Berjilbab" yang aku susun.
Isi buku ini berasal dari lomba "Jilbab Pertama"
yang aku gusung di Multiply tahun 2010, terbit 2011 akhir dan best seller di tahun 2012.


Aku sudah lama mengenal blog. Sekitar awal tahun 2004. Sebelumnya cukup rajin menuliskan kisah dan curhatan hati di blog milik (alm) Friendster.

Belajar ngeblog dengan lebih rutin justru di Blogspot, dan kemudian makin intens di Multipy, yang sebentar lagi akan "membunuh diri".

Aku benar-benar patah hati, ketika tahu Multiply tak akan lama bisa dinikmati. Nyaris pertengahan bulan Ramadan tahun 2012, aku menghentikan tulisanku di sana. Sibuk menyimpan file-file dan akhirnya migrasi ke Blogspot lamaku, dan menjajal areal baru di Wordpress.


Tapi aku kehilangan gairah ngeblog.
read more