Jan 1, 2016

Ibu Keren Harus Tahu Tentang Apotik Asyik Satu Ini!




Aku dan anak-anak narsis saat traveling

Aku termasuk perempuan yang sudah cukup matang, jika nggak mau dibilang tua - he he he - saat memiliki anak. Putri pertamaku lahir, setelah perjuanganku berobat ke sana ke mari selama 9 tahun pernikahan, dan usiaku sudah masuk 34 tahun. Sedangkan putra bungsuku, lahir di saat usiaku 38 tahun.

Dengan usia sematang itu, kupikir,  aku merasa sudah cukup banyak mempelajari pengetahuan seputar kesehatan anak. Tak sedikit buku yang kubeli serta artikel di internet yang kubaca. Namun faktanya, tak sedikit pula, pengetahuan tentang kesehatan justru, kudapatkan lewat pengalaman tak enak terlebih dahulu.

Salah satunya, adalah saat Billa, putriku masih bayi dan masih minum asi. Meski terlahir sebagai bayi premature, Billa mendapat asupan asi yang cukup dariku. Tak sekalipun kuijinkan para suster rumah sakit untuk memberinya susu formula. Aku ingin ASI Ekslusif bagi putri yang lama kunanti kehadirannya.

Suatu hari, Billa terlihat memiliki bintik-bintik di sekujur wajahnya. Aku heran dan bercampur bingung. Billa baru berusia beberapa hari, dan masih berada di rumah sakit.

"Kenapa putriku, ya suster?" tanyaku bingung.

Suster mengamati dengan cermat kondisi kulit wajah putriku.



"Ibu makan apa tadi siang?" selidik suster yang berperawakan gemuk namun memiliki senyum yang menenangkan.

"Hemmm... gado-gado suster." jawabku

"Ada kacang dan tomat, ya?" Suster tersebut bertanya sambil mengelus pipi putriku. Aku mengangguk.

"Kalau begitu, putri ibu alergi terhadap dua jenis makanan tersebut," simpulnya.

Dan memang, setelah kuhindari dua jenis makanan tersebut. Kulit Billa berangsur sembuh dan tak merah atau gatal lagi. Hingga kini, putriku yang telah berusia 7 tahun tersebut tidak bisa makan kacang dan coklat dalam jumlah banyak. Hanya boleh 1-2 gigitan saja. Jika tidak, ia akan mengalami batuk parah, sampai demam.

Kenyataan alergi seperti ini juga dialami oleh adiknya. Bahkan lebih parah lagi.

Aam, demikian kami biasa memanggil si bungsu ini gemar makan coklat. Ia juga suka berguling-guling di karpet atau lantai. Usianya saat ketahuan memiliki alergi sekitar 2,5 tahun. Ia mengalami batuk yang sangat parah, sehingga kesulitan bernapas. Ia terlihat tersengal-sengal saat berusaha menghirup oksigen. Aku bahkan pernah harus  membawanya 3 kali ke UGD dalam waktu 24 jam.

Setelah diperiksa oleh dokter spesialis anak langgananku, maka aku mendapat pengetahuan baru. Ternyata selama ini, kedua anakku sering mengalami batuk dan pilek yang parah, hingga demam atau sesak napas, akibat alergi terhadap jenis makanan tertentu dan udara. Beberapa penyebabnya adalah alergi pada coklat, kacang dan udara lembab.

Akibatnya, aku harus selalu siap dan menyimpan obat alergi khusus yang diresepkan oleh dokter anak langganan kami.  Apalagi, aku dan keluarga sering juga traveling ke luar kota. Suamiku sering mengikuti training ke luar kota. Ia sering mengajakku dan anak-anak ikut serta. Sehingga, persediaan obat alergi tersebut, harus selalu kubawa kemana pun anak-anakku ikut.

Sayangnya, upaya mendapatkan obat alergi ini, tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Tak jarang, aku harus mencari di beberapa mal atau pusat perbelanjaan, namun,  sering kali apotik-apotik di mal tersebut menawarkan merek lain. Meski isinya, kata mereka sama. Tapi entahlah..., aku sudah terbiasa memakai merek yang direkomendasikan dokter, dan sejauh ini sangat cocok untuk kedua anakku tersebut. Sehingga tawaran merek lain dari apotik di mal-mal tersebut kutolak.

Terkadang, kucoba mengajukan resep ke apotik di sebuah rumah sakit. Sayangnya tak semua rumah sakit bersedia menerima kopian resep dari rumah sakit lain atau bukan dari dokter yang berpraktek di rumah sakit tersebut. Ini kadang-kadang menjengkelkan, apalagi jika rumah sakit tersebut sebetulnya memiliki obat yang kucari.

Sebenarnya di sekitar rumahku ada juga beberapa apotik. Tapi,  sering kali, apotik-apotik tersebut mengalami kehabisan stok atau justru tidak punya obat itu sama sekali.

Kondisi sulitnya mendapatkan obat alergi bagi kedua anakku ini sangat menyita waktu, belum lagi jika kita bicara perasaan ya...:) Karena harus pindah dari satu mal ke mal lain, dari satu apotik ke apotik lain, hanya untuk mendapati ketidakadaan obat tersebut.

Keadaan yang tidak efisien ini ternyata ada solusinya. Aku mendapatkan informasi dari sebuah komunitas, tentang keberadaan sebuah apotik di dunia maya.


Aku sempat bingung... wah... apotik model begini, bagaimana cara memberi resepnya ya? Lalu apa nggak rusak obat pesanan kita jika dikirim dengan sistem paket atau diantar kurir? Terus mahal nggak ya? dan banyak pertanyaan yang muncul di pikiranku.

Dari pada aku bingung, segera kucari info tentang Apotik prosehat tersebut.

Ini tampilan cara kerja apotik prosehat
jika dilihat melalui komputer

Ternyata apotik ini merupakan swalayan kesehatan online pertama di Indonesia. Bahkan, apotik dunia maya ini juga merupakan rekanan dari website TanyaDok.com.

"Wow!" kupikir ini sangat keren....

Apalagi, pelanggan seluruh Indonesia dapat menemukan dan membeli obat asli berupa obat resep dan obat bebas. Karena website prosehat memiliki fitur e-prescription, yaitu sejenis jasa tebus resep online. Caranya pun mudah. Kita cukup mengupload foto resep ke website atau ke aplikasi Android Prosehat. 


applikasi ini mudah diunduh dan hanya memiliki kuota 5.21 mb
sangat ringan dan mudah diakses
Aku pribadi, segera mendownload applikasi tersebut dan menggunakannya. Yang bikin asyik, adalah setiap pembelian obat dengan nominal minimal 100 ribu, aku mendapatkan gratis ongkos kirim seputaran wilayah jakarta. Buat emak-emak pencinta gratisan, jika belanja online lalu gratis ongkos kirim, itu merupakan benefit yang dicari. Ini sungguh menyenangkan. Jariku dengan lincah memilih beberapa vitamin dan obat masuk angin, hingga nominal lebih sedikit dari 100ribu.

Klik bagian foto resep obat. Maka selanjutnya kita ikuti langkah berikutnya
Beberapa obat bahkan memiliki harga yang didiskon atau harga promosi. Mataku dengan cepat melihat-lihat isi website tersebut.

Semua ini, tidak sulit sama sekali. Proses onlinenya terbilang mudah. Belum lagi, apotik prosehat memiliki fasilitas COD, alias Cash On Delivery. Duuuh, ini memudahkan. Karena aku cukup menyiapkan uangnya, saat kurir sampai di rumahku.

Sungguh! Ini ibarat mendapat durian runtuh. karena mendapatkan informasi that make my life become more easier. Sosial media prosehat untuk mendapatkan cara hidup sehat, lebih mudah dan hemat. .

Aku percaya, dengan menggunakan jasa apotik prosehat, kesulitanku dalam mencari obat alergi untuk anak-anakku, segera teratasi. Akan banyak penghematan waktu dan energi untuk seorang ibu rumah tangga dengan dua anak yang sangat aktif, seperti aku ini.

Oh iya, kita sebagai pengguna jasa apotik ini nggak perlu khawatir tentang sistem packaging atau bungkus paket obat yang dipesan. Karena, obat dibungkus dengan rapi, dengan wadah plastik yang ringkas serta tertutup. Bagian dalam obat juga diamankan dengan penggunaaan plastik bergelembung udara yang menjaga paket dari benturan. Singkatnya, prosehat menjaga betul kualitas paket obatnya.

Ini salah satu contoh kemasan paket yang kuterima dari apotik prosehat. Yakni sebuah paket P3K Liburan Anak.


Kondisi isi paket P3K yang kuterima
Perlindungan pada obatnya sungguh menenangkan hati

Paket ini isinya sangat cocok, terutama para ibu yang sering traveling dengan anak-anak. Di dalamnya tak saja ada obat-obatan, namun juga ada boklet yang menjelaskan tentang beberapa penyakit yang umum terjadi selama perjalanan jauh pada anak berikut tips pertolongan pertamanya. Oh iya.. kita juga akan menerima note pengiriman di dalam paket. Sehingga ada bukti tentang proses pembelian kita.

Persediaan yang wajib dibawa jika traveling bersama anak-anak


Boklet P3K Liburan Anak

nota pengiriman
Kotak P3K Liburan Anak seperti ini harus ada dalam setiap kendaraan keluarga. Aku sendiri telah meletakkannya dengan cantik di dalam mobil kami. Apalagi saat liburan seperti ini. Wajib hukumnya memiliki kotak P3K, demi pertolongan pertama bagi anak-anak yang rentan mengalami sakit saat di perjalanan.

Jadi, tunggu apalagi? Untuk para ibu yang pintar dalam mengelola kesehatannya, serta ingin mengefisiensikan waktu dan tenaganya dalam mencari obat demi si buah hati atau keluarga, bisa memanfaatkan informasi berharga ini...

Trust me.. this cyber drugstore really can make your life more easier....:D


*Pamulang, Awal Januari 2016






16 comments:

  1. Replies
    1. Iya fan relatif lenhkap mbak. Kepake banget kalau suka traveling

      Delete
  2. Ya ampun mak, jodoh bgt sama postingannya, lagi nyari obat dan belum ketemu2, tfs:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah... semoga memudahkan ya mak... 😊

      Delete
  3. Keren ya, sekarang apotek pun ada aplikasinya. Bener-bener hebat deh teknologi ini, bikin kita makin males ke luar rumah.

    ReplyDelete
  4. Huaah mantap banget ada apotek online. Jadi pengen nyetok obat asmaku ☺

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lhoooo yayuk ada asma ya..... mdh2an bisa utk keluar jabodetabek ya apotik online ini

      Delete
  5. Huaah mantap banget ada apotek online. Jadi pengen nyetok obat asmaku ☺

    ReplyDelete
  6. Paket obatnya sangat keren, Uni Dian.
    Kecil, ringkas, tapi lengkap. Bisa dibawa kemana-mana.
    Terima kasih sharingnya, Uni Dian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mas baim...bisa tarok di mohil atau motor. Kalau travelling saya merasakan banget manfaatnya waktu aam tiba2 demam di perjalanan.... alhamdulillah

      Delete
  7. Baru tahu kalau coklat bisa bikin alergi

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak ika. anak2 saya kalau makan coklat banyak, langsung batuk parah..:(

      Delete

Patah Hati Berbuah Domain Diri

Berdiri di samping banner buku " Dan Akupun Berjilbab" yang aku susun.
Isi buku ini berasal dari lomba "Jilbab Pertama"
yang aku gusung di Multiply tahun 2010, terbit 2011 akhir dan best seller di tahun 2012.


Aku sudah lama mengenal blog. Sekitar awal tahun 2004. Sebelumnya cukup rajin menuliskan kisah dan curhatan hati di blog milik (alm) Friendster.

Belajar ngeblog dengan lebih rutin justru di Blogspot, dan kemudian makin intens di Multipy, yang sebentar lagi akan "membunuh diri".

Aku benar-benar patah hati, ketika tahu Multiply tak akan lama bisa dinikmati. Nyaris pertengahan bulan Ramadan tahun 2012, aku menghentikan tulisanku di sana. Sibuk menyimpan file-file dan akhirnya migrasi ke Blogspot lamaku, dan menjajal areal baru di Wordpress.


Tapi aku kehilangan gairah ngeblog.
read more