Mar 12, 2017

Perjalanan Menuju, Pulang dan Selama Acara Ngopi Seru Anggota PBA dengan Editor Elexmedia @ Bandung


Foto ini kubuat menjelang mau pulang.
Thank u Ana sudah ambil foto ini 


Aiiiih... judulnya panjang amat.

Kalau gitu, kuperingatkan, untuk menskip kisah ini, jika tak suka cerita yang panjang kali lebar, atau detail seperti yang selama ini sering kulakukan. Selain quota data akan berkurang banyak, teman pembaca juga akan sebel ngeliat senyum sumringahku sepanjang cerita. 


Tapi, sebetulnya, senyum cerahku itu tak langsung berkibar (*dikira bendera?) seperti itu. Aku melewati momen-momen yang mungkin kurang nyaman atau apalah-apalah, ciri khas emak-emak penulis freelance amatir kayak aku ini. 

Makanya, kalau nulis blog, seringkali lama, dan kalaupun nulis, ceritanya panjang banget. hahaha 

Baiklah....

Aku mulai aja ah ceritanya. 

Berawal dari mata... #eh... nggak ding...Berawal dari postingan salah satu founder komunitas Penulis Bacaan Anak atau PBA, sekitar sebulan yang lalu di group Forum Penulis Bacaan Anak, bahwa akan ada acara keren, yakni Ngopi Seru bareng Editor Anak ElexMedia. 



foto ini kuprint untuk ditunjukkan pada suami
hahaha


Akupun membaca postingan tersebut. Di satu sisi aku teringat beberapa draft naskah non fiksiku yang sedang kugarap, di sisi lain, ada keinginan yang teramat kuat untuk bisa bertemu dan berkumpul lagi dengan teman-teman sesama penulis cerita anak, seperti 7 tahun lalu, kala aku ikut dalam kegiatan gathering PBA dengan TS. *duh udah lama sekali yaaa :) 

Setelah kutimbangkan masak-masak, akhirnya aku pergi ke toko buku, membeli sejumlah kumcer, termasuk buku kumpulan cerita keluaran Elex media, kubaca dan pelajari. Lalu aku kuatkan niat, karena Allah, aku mau mencoba audisi tersebut. Sementara di saat yang sama, aku diterima masuk kelas Komik Islami dengan mentor Izzah Anisa, yang menggunakan jadwal lumayan ketat. Hiks.

Tapi, karena sudah niat kuat, untuk kembali fokus menulis lagi, karena Aam sudah bisa diajak kerja sama dan Billa sudah paham banget dengan profesi emaknya yang penulis ini. Rasanya tak ada alasan apapun, yang membuatku tak ikutan mengirimkan proposal berikut CV ku.

2 hari sebelum Deadline, proposal berhasil kutuntaskan. Proposal ini kukerjakan dalam sehari. Tapi membaca referensi, menggali ide, revisi dan otak atik buku-buku sejenis, kulakukan dalam 10 hari lebih. Hehehe *tipikal otodidak ya gini...hehehe

Sempat mengalami salah kirim file, tapi untungnya tim panitia bersedia menerima file yang sudah aku edit, beberapa menit kemudian, paska aku sadar atas kesalahan pengiriman tersebut. Lalu aku konsentrasi mengikuti kelas Komik Islami dan menulis juga naskah non fiksi duetku bareng Kak Wyk. 

Dan sesuai perjanjian, pengumumannya dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan berlangsung. Aku dikabari temen via wa group, bahwa namaku lolos. Alhamdulillah, senangnya.

Segera kuprint pengumuman tersebut berikut info Ngopi Serunya, lalu kuberikan pada ayahnya anak-anak. Yup!... aku baru mengajukan ke suami tentang proposal pergi ke Bandung, setelah lolos. hahaha

Semoga nama ini akan evergreen dan punya banyak buku yang best seller

Singkat cerita, aku diperbolehkan. Dengan syarat suami dan anak-anak mau ikut. Wkwkwkw... batal deh me timenya. Ya sudah, kucari travel dekat rumah, karena kupikir suami akan capek nyetir. Soalnya di hari aku booking travel, ayahnya anak2 sedang di luar kota. Aku bayar 125 ribu untuk DP 4 kursi (senilar 500 ribu, jadi kalau PP, biayanya sekitar 1 juta). Lalu malamnya, aku persiapkan semua kebutuhan berangkat hari Sabtu tanggal 11 Maret 2017 tersebut. 

Tapi, pemikiran Ayahnya anak-anak berubah. Subuh hari Sabtu, akhirnya kami bawa mobil sendiri, dan uang 125 ribuku hangus. Hiks
Billa sempat ngambek, saat tahu tidak jadi naik mobil travel dari Pamulang. Aam yang tertidur tidak terlalu menyusahkan, meski pada akhirnya ia minta naik train atau kereta api saja. Hehehe

Perjalanan lancar, sampai masuk tol JORR, di kilometer 1.4,  tau-tau di depan kami, mobil-mobil pada ngerem mendadak. Dan kondisi agak sedikit kacau serta langsung macet. 
Jam sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi, kala mobil kami melewati tumpukan dua mobil yang ternyata pemicu macet dadakan pagi itu. 

Saat mobil kami lewat, petugas JORR dan lalu lintas baru datang mengamankan kondisi jalan. Kaget plus lemes juga dengkul saat melihat kondisi mengenaskan dua kendaraan bertumpuk begitu. Hingga saat kutulis postingan ini, aku belum mencari tahu siapa dan bagaimana kondisi korban. Hanya dapat kabar, sekitar pukul 13.00 siang, kendaraan sudah di pinggirkan ke tepi jalan. 


Petugas keamanan JORR baru sampai

Kejadiannya hanya beberapa ratus meter di depan mobil kami :( 


Akhirnya, sepanjang perjalanan, aku kembali memperbaiki niat dan berdoa lekat-lekat, agar perjalanan pergi pulang ke Bandung kali ini dilindungi serta dijauhkan dari malapetaka. Sungguh aku prihatin sekali dengan kejadian yang baru saja kulihat. :( 

Saat membawa mobil, Ayahnya anak-anak merasa ada yang aneh pada kondisi mobil. Aku sebel banget kalau inget bagian ini. Sampai-sampai, keluar juga celetukan keselku. "Kalau gara-gara bawa mobil sendiri lalu batal ke kegiatan kepenulisan itu, Dian bakalan sebel banget, Bang." Ayahnya anak-anak diem aja dan konsentrasi ke kondisi mobil. 

Aku pribadi nggak merasa ada yang aneh saat kemaren-kemaren bawa mobil untuk antar jemput anak-anak. Tapi nggak tau jugalah. Kabarnya laki-laki lebih sensitif urusan mobil ketimbang perempuan. Wallahualam. 

Sampai di KM 40an, kami menepi ke rest area. Selain Ayahnya anak2 dan Billa mau ke kamar mandi, juga mau lihat kondisi mobil. Tapi dirasa tidak ada yang aneh. Akhirnya suami, yang selama 10 tahun terakhir ini tak pernah memberi ijin aku bawa mobil ke Bandung, menyarankan aku nyetir sampai rest area berikutnya, sekedar memintaku menguji kebenaran kecurigaannya perihal ada yang aneh pada kondisi mobil. 

Aku sebetulnya sedikiiit agak mengantuk. Beruntung kondisi macet di kawasan Bekasi itu membuatku malah jadi melek dan waspada. Bang Asis sendiri, tak lama setelah keluar rest area sudah tertidur. Hehehe... Ternyata beneran capek dan ngantuk juga dia kan? 


Foto diambil oleh suami, saat sudah sampai depan pasteur dan ia sudah bangun tentunya 


Mobil memang terasa ada yang aneh, kalau ngebut di atas 80 km lalu  melakukan pengereman, maka rem terasa bergetar. Seperti ada yang gak pas, kalau istilah Papi mertuaku. Ban juga terasa agak aneh, kupikir mungkin efek dari ganti ban seminggu yang lalu. 

Meski demikian, aku memilih untuk tidak ngotot ngebut atau apalah-apalah gitu...hehehe.. Selain ini kali pertama aku bawa mobil ke Bandung, *meski sudah nyetir dari tahun 1998 dan sudah pernah beberapa kali bawa kendaraan ke luar kota. 

Aku juga kasihan lihat suami sudah tepar, Billa juga, kecuali Aam yang sibuk bermain dengan gadget membuat logo-logo. Akhirnya, sekitar pukul 11an siang, kami sampai di kota parahiangan tersebut. Di deket kawasan lokasi gathering penulis itu, aku tukeran kursi dengan Bang Asis. Khawatir salah jalan, soalnya aku mulai agak bete, karena nyampe di Bandungnya jadi lebih lama.

Beruntung aku dan keluarga, diterima dengan senang hati oleh keluarga sahabat Bang Asis. Kak Yudi, adalah teman sekolah suamiku, dan aku menjadi teman baiknya juga sejak bertahun lalu. 
Kak Yudi membawa dua anaknya, Syifa si calon dokter, dan Rafif si jago gambar, si tengah Fadhli sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi UTS. 
Kak Yudi, banyak mendengarkan dan tertawa mendengarkan curhatan kilatku, alias ngomel-ngomel seputar sikap Ayahnya anak-anak sepanjang jalan. Anak-anak kak Yudi, juga senang mengawasi Billa dan Aam yang kayak ulat nangka, aktif lompat sana sini. 


Bersama Kak Yudi
sahabat Bang Asis sekolah dulu, yang jadi teman baikku saat ini

Kami sempat makan siang dan sholat di gedung sebelah FO Heritage. Serta ngobrol sekitar satu jam, sebelum akhirnya kutitipkan keluarga kecilku pada kak Yudi dan anak2nya. Hihihi... soalnya gak mungkin bawa mereka ke acara kepenulisan, bisa-bisa heboh semua nanti. :) 

Btw, makasih banget Kak Yudi atas oleh-oleh yang disiapkan utkku dan juga sudah nemanin anak2 bermain. hehehe... Alhamdulillah 


Dua keluarga heboh mikirin mau kemana paska makan siang
sementara pikiranku sudah pengen aja ke ruangan gathering kepenulisan tersebut. hiks 


Jam tanganku menunjukkan pukul 13.20, saat aku wa temen satu group di whatsapp. Ana Fales. Ternyata ia juga sudah dekat gedung tersebut. 

lokasi kegiatan 

Maka bertemulah kami dan cipika cipiki serta wefie. *kudu.

Tak lama, kami masuk, berjumpa beberapa teman penulis lainnya serta pihak editor dari elexmedia. Bahkan ketemu Tria Ayu, Nunik, Uni Erna dan banyak lagi yang lainnya. So exciting,  buatku ini seperti pemicu semangat menulis lagi, karena 2 tahun terakhir aku nyaris tidak banyak menghasilkan karya menulis, masih jumpalitan mencari cara dan akal membuat kondisi kondusif, antara anak-anak dan menulis. 

Jumpa Uni Erna, Ana Fales, Tria Ayu dan teman baru Winda Wahyu, seorang blogger

Berikut beberapa adegan atau keriuhan saat para penulis cerita anak itu berkumpul, dan menjelang acara "serius" nya dimulai. 

Efi ngedarin makanan buatan Nancy dan Dydie


Sesepuh datang..eh mbak Eno datang dan langsung pada sungkem.
hahaha 


Mulai bersiap-siap ngikutin kegiatan 

Acarapun dibuka oleh mbak Agnes, salah satu editor dari elexmedia yang akan memandu sebagian besar kegiatan hari itu. Dari mbak Agnes, digambarkan bahwa acara meskipun santai, tapi serius. Beberapa kali ia meminta kami penulis dan illustrator, untuk fokus dan segera mengerjakan naskahnya, jika sudah paham dengan kerjasama yang dilakukan. 

Mbak Agnes,  yang tidak saja sigap mengurusi acara
namun, sigap saat tau mau difoto

Dilanjutkan dengan kata sambutan dari Pak Vincent, terkait pola pemasaran sebuah produk penerbitan. Pointnya, sebagai penulis, tidak bisa lagi berdiam diri menunggu royalti masuk begitu saja, namun harus bergerilya promosi dengan menggunakan kekuatan media sosial, mulai dari twitter, IG, facebook hingga ke youtube. Bagian ini aku cukup paham, meski aku tahu, ada juga beberapa teman yang tidak aktif di medsos sama sekali. Dengan penjelasan pak Vincent ini, bisa jadi ada gambaran, tentang menjadi penulis di era tehnologi canggih serta media sosial merajai pola promosi, suka tidak suka, penulis harus bersenggolan dengan segala macam akun medsos.


Mulai serius

Bahas apaan ya itu ? 


Lalu, ada mas Joko, editor kepala untuk segmen buku cerita anak di Elexmedia. Mas  Joko menggambarkan bahwa menulis cerita anak adalah peluang besar bagi penulis, sekaligus tantangan. Dikatakan peluang, karena pangsa pasarnya besar, dan setiap hari selalu lahir anak yang menjadi calon pembeli. *sesaat aku membayangkan semua anak itu bergegas ke toko buku sambil pake pampers dan membeli buku kami. hahaha 

Namun, menulis cerita anak juga adalah tantangan, karena tidak mudah menuliskan kisah dengan kalimat sederhana, sekaligus memicu dan mencari cara agar buku tersebut menarik minat orang tua dan si anak untuk membaca buku karya kita.

Mas Joko :) 

Beberapa tema yang menurut mas Joko memiliki peluang yang cukup besar di tahun ini dan mungkin beberapa tahun ke depan, antara lain Cerita pengantar tidur, cerita rakyat, dongeng dunia, kisah tokoh dunia dan buku tentang pintar menulis, membaca dan berhitung. Kupikir-pikir, ini memang sesuai dengan segmen pembaca elexmedia selama ini yang mengutamakan tema pendidikan. 

Mas Joko, sempat memberi tips tentang membuat judul buku agar menarik perhatian. Antara lain : judulnya spesifik, jelas, mudah dipahami, unik, merangsang pembaca, bisa juga menggunakan angka atau jumlah pada bagian judul. Namun ada juga penyebab lain, dari menarik perhatiannya sebuah buku anak, yakni cover buku yang eye catching, atau illustrasi cerita yang menarik perhatian. 

Beberapa kategori buku untuk anak yang diterima oleh Elexmedia antara lain : Buku Aktivitas / Mewarnai, Story Book, Sains Populer, Keterampilan, dan buku Agama Islam. 


Mantok, sang illustrator senior
Mulai gambar tahun 1992. bahkan di Mizan, salah satu illustrator pertamanya
adalah beliau ini


Ada juga seksi tanya jawab, baik dari peserta penulis, maupun illustrator. Juga sedikit kata sambutan kang Ali sebagai wakil dari komunitas PBA, yang datangnya sedikit terlambat dan gak jadi bawa awug. Hiks..... 


Kang Ali, kali ini tanpa awug. Hiks 

Setelah kegiatan tersebut selesai, kamipun dibagi menjadi 3 bagian sesuai editor yang akan menangani naskah-naskah tersebut. Beberapa dengan mbak Agnes, lalu aku pribadi dengan mbak Renny, dan sekitar 5 orang teman lainnya dengan mbak Marlin, yang khusus menjadi editor buku anak Quanta Kids. 

Mulai diskusi bareng mbak Renny


Narsis dulu demi laporan reporter lapanan :D


  Acaranya sendiri tentu saja diselingi dengan ngopi. Untuk bagian ini, aku segera minum, karena ngantukku benar-benar melanda tanpa tedeng aling-aling. Ngopi bener-bener jadi solusi terbaik buatku siang itu. Ada beberapa snack, tapi aku justru memilih kunyah kacang *karena agak kelinyengan juga dengan perubahan mental dari biasa di rumah saja, lalu jumpa banyak penulis, serta menyimpan cemilan brownies buatan Dydie yang ternyata enak banget. Nyesel ngambil satu aja. hahaha

Setelah semuanya dibahas dan didiskusikan, aku sempatkan untuk berfoto bersama teman sekalian dan ngobrol sedikit-sedikit. Resiko acara hanya berapa jam, dengan jumlah penulis yang berjibun ya gitu. Hanya bisa say Hi dan sedikit bla-bla... kecuali dengan beberapa teman penulis yang sudah lama kukenal, bisa ngobrol lama. Aku malah duduk dekat Ana, uni Erna, mbak Eno dan Fifa Dila, membuatku bisa lebih banyak diskusi dengan mereka selama acara berlangsung. 


kika : Dewi Liez, fifa Dila, Mbak eno, Lina-Lina, Akzarie dan aku 
kika : Aku, Lia heliana, Akzarie, Tethy Ezokenzo, Fifa Dila

Jumpa blogger keren mbak Ina Inong dan Dyah P

Jumpa mantan mahasiswaku yang cantik
Arie Nur alias Akzarie

ini salah satu penulis dari jauh
Mas Ade Cahya dan mbak Ina Inong dari SErang :D

Tetep iseng deh aku
ini moment mbak Nunik motoin si kembar, mbak Eno dan Tria Ayu hehehe

Aku dan selfie bareng 9 penulis cerita anak hari itu 

Demikianlah,... acara yang singkat dan padat, dan meninggalkan kesan dan kegirangan yang menular kemana-mana, meskipun pulang dengan sakit kepala karena dapat PR dan deadline. Hehehe

Tapi, sepadan kog dengan rasa yang didapatkan hari itu. Semangat, kegigihan, ide-ide dan diskusi singkat yang memancing banyak hal dalam otakku. Pulangnya, aku memilih  untuk tidak menyetir lagi. Giliran suami. hehehe. Meskipun efeknya, aku tertidur, dan kami salah keluar tol di Jakarta. Tau sendiri kalau salah keluar tol di Jakarta? Yup! itu artinya, aku dan keluarga kecilku "jalan-jalan" di Jakarta, mencari jalan ke arah rumahku di Tangerang Selatan. hahaha


Semua berkumpul dan berusaha melahirkan karya terbaik untuk anak-anak Indonesia
Doakan kami yaaa !


Di luar perjalanan yang meletihkan, suasana kegiatan yang menyenangkan, teman-teman yang penuh kehangatan, anak-anak yang menikmati ketidakberadaan Bundanya beberapa jam... Aku bersyukur diijinkan oleh Ayahnya anak-anak pergi ke Bandung demi kegiatan kepenulisan. Bentuk romantis apa adanya dia ya seperti itu... Mengantarku ke tempat acara, meski aku terkadang bersungut, karena masih harus ngurus beberapa hal terkait anak-anak saat di sana. Terima kasih Bang Asis atas supportnya. Doakan istrimu ini menulis banyak buku dan best seller ya. Agar mimpi besarku terwujud. :) 


*Pamulang, 12 Maret 2017
 menulis postingan ini, di antara gangguan Aam yang pengen ikutan ngeprint, nulis dan mandi di malam hari, serta Billa yang menghadapi krisis anak usia 8 tahunnya. hahaha serta PR yang menumpuk yang kubuat sendiri. :D 


No comments:

Post a Comment

Patah Hati Berbuah Domain Diri

Berdiri di samping banner buku " Dan Akupun Berjilbab" yang aku susun.
Isi buku ini berasal dari lomba "Jilbab Pertama"
yang aku gusung di Multiply tahun 2010, terbit 2011 akhir dan best seller di tahun 2012.


Aku sudah lama mengenal blog. Sekitar awal tahun 2004. Sebelumnya cukup rajin menuliskan kisah dan curhatan hati di blog milik (alm) Friendster.

Belajar ngeblog dengan lebih rutin justru di Blogspot, dan kemudian makin intens di Multipy, yang sebentar lagi akan "membunuh diri".

Aku benar-benar patah hati, ketika tahu Multiply tak akan lama bisa dinikmati. Nyaris pertengahan bulan Ramadan tahun 2012, aku menghentikan tulisanku di sana. Sibuk menyimpan file-file dan akhirnya migrasi ke Blogspot lamaku, dan menjajal areal baru di Wordpress.


Tapi aku kehilangan gairah ngeblog.
read more