Jul 28, 2015

Stimulasi Anak Lewat Contekan Dari Komunitas


Aam, 3 tahun 4 bulan
Memiliki anak yang bermasalah dalam urusan tumbuh kembang, bukanlah perkara sederhana. Kita harus mampu meluangkan waktu untuknya, bisa jadi lebih banyak dari anak yang tumbuh kembangnya normal. 

Aam, putraku yang bungsu, saat ini berusia 3 tahun 4 bulan. Ia mengalami disinkronisasi tumbuh kembang. Sempat divonis autis high funcion, tapi gejalanya menghilang. Saat ini aku melibatkan diri dalam beberapa komunitas untuk mencari tahu tentang apa yang dialami Aam ini. 

Sejauh ini, aku melihat, Aam sepertinya memiliki kemampuan visual yang bagus. Ia mampu menyebutkan alpabet dalam dua bahasa saat usianya 2 tahun. Meski terlambat berbicara, setelah setahun kubawa Aam ke terapis, saat ini kemampuan berbicaranya sudah lebih mendingan, meski hanya 2-3 kata satu kalimat. Namun kemampuannya menghapal alpabet, warna, angka, tanda atau sign dalam 2 bahasa semakin bertambah. 

Tapi, beberapa minggu terakhir ini, kemampuan berbahasa Inggrisnya melesat. Dan aku sedikit kewalahan menghadapinya, karena aku menginginkan Aam mampu berbahasa Indonesia. Ia belajar bahasa Inggris dari youtube dan channel disney dan baby tv. 



Akhirnya, aku hadapi Aam dengan dua bahasa. Jika ia menginginkan percakapan dalam Bahasa Indonesia, ia akan memanggilku, Bunda. Tapi jika ia sudah memanggilku dengan "Mommy" itu signal bahwa obrolan kami berikutnya adalah dalam bahasa Inggris. 

Sejauh ini, semuanya berjalan lebih baik. Meski Aam masih harus terus distimulasi untuk komunikasi dua arahnya, karena ia sering sekali bubbling sendirian, atau berbicara panjang lebar dengan kalimat yang tidak bisa kumengerti (mirip bahasa planet, tapi kata-katanya ada yang bisa kupahami, ada yang tidak). 

Aku mencari cara untuk bisa bermain sambil belajar dengan anak di rumah. Minimal ada kegiatan positif untuk Aam.
Aku jadi rajin mencontek info-info yang ada di komunitas, atau di album teman-teman kontak FBku. Pokoknya semua yang menurutku bisa kucoba, aku simpan. 

Aku juga mencoba bergabung dalam komunitas homeschooling. Tujuan utamaku tadinya untuk belajar menjadi homeschooler. Tapi faktanya, aku belum sanggup. Namun, aku terus menggali informasi dari komunitas tersebut, dan memilih kegiatan yang mungkin bisa kulakukan bersama Aam, minimal saat Billa, kakaknya sedang di sekolah. 

Aku pemula dalam urusan Homeschooling. Jadi, ketika bulan lalu memastikan Aam belum cukup siap untuk masuk PAUD (sebelumnya sempat masuk 6 bulan, tapi aku off, karena Aam terlalu sering jatuh sakit), maka aku berniat mencoba "menghomeschoolingkan" Aam selama setahun ini, menjelang masuk tahun ajaran baru tahun depan.

Masalahnya, meski aku ikutan dalam group komunitas HS di Tangsel, aku juga tak bisa aktif terlibat secara fisik ke sana. Aam juga masih harus dicari tempat observasi tumbuh kembangnya.
Walhasil, kucoba aja, beberapa tips ortu keren Homeschooler yang ada di dunia maya. Misalnya membuat plan kecil-kecilan, atau memulai dari satu buku satu hari, dan kegiatan dibuat seputar tema buku.

Nah, cara memulai dengan satu buku ini baru kumulai hari ini.

Setelah ikut mengantar Kak Billa sekolah, Aam terlihat mengantuk. Untuk itu, aku biarkan ia tertidur, hingga jam 10 pagi.

Lalu, setelah ia sarapan dan kondisinya normal, alias “arwahnya sudah mengumpul” sehingga tidak cranky...hehehe, maka aku mulai memilih satu buku.

Buku ini kubeli di Lottemart, diskonan. Buku Import yang reject..:) 
Karena Aam menyukai bahasa Inggris, maka kupilihkan buku Skipper, berjudul Swing. Kami membaca bersama. Tepatnya aku yang membacakan dengan ekspresi dan tone yang disukai Aam. Sambil sesekali kami membahas beberapa kata yang ditanyakannya atau dia sebutkan lagi.
Kegiatan berikutnya, berpindah dengan membacakan atau menunjukkan beberapa gambar hewan yang memiliki kehebatan.

Buku ini kubeli untuk referensi tulisanku
ternyata disukai oleh Aam 

Kupikir, kenapa tidak semuanya tema tentang hewan aja dulu minggu ini ya?

Lalu, aku ambil juga sebuah puzzle tentang hewan-hewan, yang sudah lama dimiliki Aam. Dulu Aam  hanya tertarik pada puzzle alpabet, tidak tertarik puzzle yang lain. Tapi bertambahnya umur dan kemampuannya, Aam menyukainya meski tidak terlalu, dan mampu menyelesaikan puzzle bertema Dora bertualang serta Hewan.

Puzzle sederhana ini tidak hanya dipasang
Tapi Aam mampu menyebutkan semua hewan, dalam dua bahasa 

Setelah itu, aku rehat. Kubiarkan ia bermain clay. Ternyata ia membuat minion. Ini prestasi juga, karena selama ini, Aam tidak mampu membentuk clay menjadi sesuatu, kecuali berupa alpabet atau angka.  Aku juga pinjamkan sebuah spidol yang tidak permanent dan membiarkannya menulis di atas lantai. Sesekali aku ikut menggambar di lantai... :) 

Ini ketika Bundanya iseng ikutan "main sambil belajar"
Menggambarkan rasa sayang Aam pada ayahnya..:) 


Aku tidak tahu, apakah kegiatan ini bisa masuk kategori Homeschooling, tapi yang pasti, aku melihat manfaatnya besar untuk menstimulasi kemampuannya memahami komunikasi dua arah denganku, juga kemampuan bahasanya.


#Mencoba Homeschooling Day #1

8 comments:

  1. Hebat Dek Aam la pinter Bahasa Inggris, Uni. Syahid paling dari tontonan bae dio belajar. Emaknyo malas ngajari, Bahasa Inggris belepotan soalnyo. Idak PD :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebetulnyo katek yang nilai bahasa inggris emak syahid belepotan apo idak, katek pulo yang dengar..hahaha... kalau emang syahid ngajaki latihan ngenglish, lajuke baeee..:)

      hehehe

      Delete
  2. Keren Mak. Tulisan yanh bagus banget

    ReplyDelete
  3. mbk....beli buku dan aku berjilbab dimana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisa lewat toko buku online milik tiga serangkai mbak.

      saya lagi gak punya stoknya sekarang.. maaf yaaaa

      Delete
  4. wah, ada komunitas homeschoolers di tangsel ya? apa nama komunitasnya mba? salam kenal :)

    ReplyDelete

Patah Hati Berbuah Domain Diri

Berdiri di samping banner buku " Dan Akupun Berjilbab" yang aku susun.
Isi buku ini berasal dari lomba "Jilbab Pertama"
yang aku gusung di Multiply tahun 2010, terbit 2011 akhir dan best seller di tahun 2012.


Aku sudah lama mengenal blog. Sekitar awal tahun 2004. Sebelumnya cukup rajin menuliskan kisah dan curhatan hati di blog milik (alm) Friendster.

Belajar ngeblog dengan lebih rutin justru di Blogspot, dan kemudian makin intens di Multipy, yang sebentar lagi akan "membunuh diri".

Aku benar-benar patah hati, ketika tahu Multiply tak akan lama bisa dinikmati. Nyaris pertengahan bulan Ramadan tahun 2012, aku menghentikan tulisanku di sana. Sibuk menyimpan file-file dan akhirnya migrasi ke Blogspot lamaku, dan menjajal areal baru di Wordpress.


Tapi aku kehilangan gairah ngeblog.
read more