Jun 19, 2015

Perlukah Menyiasati Liburan Sekolah Anak?


Libur telah tiba... Libur telah tiba...:) 

Demikian jika selesai pembagian rapor atau menjelang bulan Ramadhan, umumnya, kita orang tua akan dihadapi kondisi anak-anak liburan. Lalu, apakah perlu kita menyiasati kondisi tersebut, atau membiarkan anak melakukan apapun yang dia suka selama liburan? 

Ada pro kontra mungkin tentang hal ini. Karena toh yang libur anak-anak, orang tua yang bekerja, belum tentu bisa liburan. 

Betul banget itu...:) 

Tapi, ada kalanya, perlu juga disiasati, apa saja yang bisa dilakukan dan bermanfaat bagi anak, saat mereka liburan?

Kebetulan, aku sudah memilih menjadi orang tua yang berkarir di rumah. Aku seorang ibu rumah tangga sekaligus seorang penulis. Sebelum punya anak, aku pernah berkarir menjadi PNS dan Dosen di FH Univeristas Sriwijaya, Palembang. 

Saat ini, aku terpikir, untuk memilih menyiasati liburan anak, terutama kak Billa yang baru berusia 6 tahun lebih (Akhir Agustus nanti 7 tahun) dan baru pertama kali mengalami libur panjang versi anak SD. 

Mungkin bagi orang tua, yang anaknya sudah lebih besar dari 9 tahun, memiliki pengalaman yang lebih seru. Bisa liburan ke luar kota, pulang kampung, atau si anak sendiri minta dibolehkan ikut sebuah kegiatan atau ke luar kota dalam sebuah tour. Variasi pilihan bisa jadi lebih banyak. 

Aku pribadi, bisa juga memilih hal tersebut. Namun saat ini, aku mencoba (trial dan error) untuk lebih memaksimalkan kesukaan kak Billa dalam urusan berkreatifitas. Meski tidak menutup kemungkinan, sesekali Kak Billa dan Dek Aam juga meminta keluar rumah dan jalan-jalan. :) 

Berikut beberapa siasat atau tips yang kulakukan sepanjang kak Billa liburan kali ini : 



1. Membeli Sejumlah Cat Non-toxid dan Kuas 

Kelak aku akan mencoba untuk melakukannya bersama kak Billa. Saat ini, meski sudah beli barang-barangnya, namun kegiatannya belum kulakukan. Namun rencananya, aku akan melakukan seperti yang kami dapat infonya dari pinterest. 
Yang pasti, rencana utama adalah mengecat tutup botol selai bekas. :) 

2. Menyiapkan Seperangkat Kertas Prakarya 

Aku juga membelikan seperangkat kertas origami, karton, manila dan banyak lagi kerta serta alat perlengkapan berprakarya. 
Kak Billa memang suka gunting, tempel dan membentuk kertas
Maka, menyiapkan kertas origami, termasuk solusi terbaik untuk kesukaannya. 

Hari pertama puasa kemaren, kami berdua mengerjakan Tabel Pencatat Puasa dan Terawih. Kak Billa menyebutnya "Bintang Puasa dan Daun Terawih" serta "Selamat Datang Ramadhan". Satu ditempel di pintu kamar. Satunya lagi ditempel di dinding. Khusus untuk Bintang Puasa dan Daun Terawih, itu ide dari kak Billa, tapi dikerjakan oleh Bunda, sebagian besar. 
Ini hasil karya Kak Billa
Di belakangnya adalah Tabel Pencatat Puasa dan Terawih ala Billa 
Tujuan dibuat Karya ini, untuk menghitung berapa lama puasa dan terawih yang dilakukan Billa. Jika puasanya full, Billa akan mendapat bintang yang tersenyum, jika hanya setengah hari, maka mendapat bintang tanpa senyum. Kemudian jika terawih, Billa akan mendapat daun yang tersenyum, jika tidak terawih, Billa akan mendapat daun yang bersedih. Ini ide si Kakak Billa. Aku hanya mengeksekusinya semampuku. :) 
Ini contoh bintang dan daun buatan kak Billa 

Kelak, jumlah bintang puasa itu akan dikonversi ke mata uang rupiah. Hihihi.. ujung-ujungnya, Kak Billa akan mendapat hak untuk membeli sesuatu yang diinginkannya, sejumlah nominal yang ia miliki. Hal ini baru berlaku 2 kali ramadhan. Tahun lalu, pertama kali belajar puasa, Kak Billa berhasil berpuasa selama 25 hari full, 5 hari setengah hari. *kalau aku gak salah ingat..:) Uang yang dikumpulkannya, dibelikannya Playdough yang ditaksirnya. 

3. Membeli Sejumlah Buku Kreativitas

Sebetulnya harga buku-buku ini relatif mahal. Untuk menyiasatinya, aku pergi ke toko buku bekas. Kemarin aku menemukan buku kreativitas untuk anak-anak dibawah 9 tahun, dengan harga yang sangat miring. Kondisi buku juga masih mulus. 6 buku seharga 40 ribu (aku lihat harga aslinya 1 buku 21 ribu, artinya 6 buku seharga 120an ribu. aku membeli dengan harga diskon sekitar 65%). Aku belikan Billa dan Aam beberapa. Dan mereka cukup tenang menghabiskan hari dengan menyelesaikan beberapa buku. Ada mewarnai, ada menulis  dan ada yang dipakai untuk bercerita bersama. 

Bangun tidur, di hari ke 2 puasa, yang dicari buku kreativitas
lumayan bikin tenang beberapa jam...:) 

4. Membiarkan  Anak Berkreasi Sesuai Kesukaannya

Untuk yang satu ini, aku beruntung. Kak Billa suka sekali membuat pic book. kadang bentuk Picbooknya jelas, kadang hanya selembar, tak jarang tak berbentuk dan hilang begitu saja dibuangnya. Aku harus gerak cepat, untuk menyelamatkan beberapa karyanya. Mungkin, usianya belum tahu, betapa berharganya apa yang dilakukannya seharian itu.

Kemarin, kak Billa berhasil menyelesaikan cerita pic book berjudul "Kucing kecil yang ingi memakai pita". Awalnya kak Billa hanya menggambar saja, dan membujukku untuk menulis dikteannya. Tapi aku akhirnya berhasil membuatnya menulis sendiri cerita itu. Meski aku tahu, itu akan melelahkannya. Namun kegiatan itu berhasil membuatnya tidak bosan. Liburan hari ke 2, beberapa hari lalu, berhasil dilewati dengan "aman". Dan Kak Billa bisa duduk diam dalam waktu lama. Mengingat dia sulit diam, bisa tekun mengerjakan sesuatu dalam waktu cukup lama, adalah prestasi tersendiri..:)

Ini karya kak Billa yang kesekian kalinya.
Profile Kak Billa sebagai kontributor di salah satu website free e-book menandakan
kesungguhananya menekuni bidang ini.


5. Ke Toko Buku

Ini sebetulnya bukan hobby Billa. Tapi Hobby emaknya Billa. Hehehe. Tapi sepertinya, kebiasaanku ke toko buku, diikuti oleh Billa saat ini. Apabila disuruh memilih toko buku apa bioskop, Kak Billa memilih toko buku dulu. Meski ujung-ujungnya, setelah ke toko buku dalam waktu lama, ia akan meminta juga melihat film di bioskop. Jika ada yang pantas ditontonnya, bisa jadi kami memilih nonton juga sekeluarga. :) 

Pergi ke Toko Buku, selain membangkitkan semangat baca anak, juga bagi Kak Billa adalah surga dunia. Karena tidak hanya buku, dia suka membeli buku mewarnai, alat tulis yang entah mengapa dikumpulkannya. Pensilnya banyak...:) Untungnya masih harga yang murah dan terjangkau. 

Beberapa buku tulis kecil atau lucu juga sesekali dimintanya untuk dibeli. Aku ikuti jika harganya relatif murah. Jika mahal, tentu gelengan kepala langsung diberikan, kecuali dia mau nabung untuk itu. Sementara trik menabung untuk membeli sesuatu, belum sepenuhnya berhasil dilakukannya. Mungkin kelak, jika ia sudah semakin paham konsep uang dan keuangan, bisa diterapkan kembali sistem menabung ini. 

Billa melihat-lihat buku yang kira-kira menarik perhatiannya. 


6. Menonton DVD Tema Anak di Rumah


Saat aku buka beberapa koleksi film kartun lamaku, Kak Billa terlihat tertarik. Hari ini ia juga meminta diputarin film Finding Nemo dan Serial Ipin Upin..:)

Pinjem dari link ini 
Yup! Aku memang mengurangi ia nonton tivi, terutama saluran tivi yang beriklan. Tujuan utamanya, agar terhindar dari godaan ...hehehe..
Sebelum puasa saja, Kak Billa sering bilang..."ini banyak banget iklan sirup ya, Bund."
Wakakak.. bahaya jika iklan itu dilihatnya. Kak Billa dalam proses mengenal puasa. Kemampuannya menahan napsu, mungkin belum sekuat anak-anak di atasnya. Jadi aku saat ini memilih menghindari dulu. Meski tidak sepenuhnya berhasil, karena toh, kadang-kadang, pas dia nyetel tivi, suka muncul juga satu dua iklan makanan. Aku selalu berusaha menekankan, kalau itu hanyalah godaan. Harus bisa dilawan.

Selain menghindari iklan, aku juga memang membatasi tontonan Billa. Mungkin bagi sebagian orang tua, yang menganggap anaknya sudah cukup pintar atau cerdas menelaah banyak pengetahuan lewat film-film atau sinetron, maka aku agak kolot. Aku rasa, tontonan yang seru buat anak-anak, ya tetap kartun anak-anak.

Nanti pelan-pelan dikenalkan film-film menarik, yang membutuhkan tingkat diskusi lebih besar dan aku harus menguatkan juga kemampuanku menjelaskannya pada anak-anak.


Tentu saja, siasat yang dilakukan tidak sebatas ini saja. Setiap hari, aku memikirkan banyak hal untuk kak Billa, sampai ia masuk sekolah. Kadang pilihannya jalan sore ke tempat orang jualan takjil...:) Atau baca buku sama-sama. Di kala lain, bisa jadi aku memilih jalan ke Mal.

Terus terang, biaya ke Mal atau ke Bioskop itu relatif besar. Meski ayahnya mungkin sanggup membiayai, tapi kalau setiap hari, itu tidak baik juga kan?

Itung saja biaya nonton misalnya. Satu orang berkisar antara 25 ribu sampai 90 ribu, tergantung jenis studio dan film yang ditonton. Kalau 4 orang sudah 100 ribu, belum termasuk biaya makan, yang pasti anak-anak akan memilih ada makanan saat di bioskop. dan itu bisa habis 100 ribu lagi. ini yang paling murah ya.. 200 ribu sekali nonton. Sementara dengan uang 75 ribu saja, aku berhasil membeli seperangkat ATK dan kertas prakarya, yang bisa digunakan Billa selama liburan... :)

Atau ke Mal, sekedar shopping window, tanpa niat belanja. Itu juga hal yang sulit dihindari. Terkadang, anak-anak akan naksir sebuah benda atau barang, dan orang tua, kadang sulit menolak. Atau jika tidak belanja. ya makan-makan, wisata kulinerlah bahasa kerennya. Sebagai orang yang tidak begitu menyukai wiskul, rata-rata biaya sekali makan di sebuah resto atau tempat makan, kisaran antara 150 ribu hingga 400 ribu. Bayangin....! Jika hanya sebulan sekali , its oke... mungkin ada budget khusus untuk itu. Tapi selama liburan? wkwkwkw.. gak mungkin deh! Uang 400 ribu itu bisa untuk beli kebutuhan lemari es selama seminggu lhooo.. *buat aku yaaa..:)

Karena pertimbangan demikian, tentu aku tak mungkin rutin ke bioskop atau makan di luar setiap hari. :)

Pergi ke luar kota lebih-lebih lagi. Biaya perjalanan (seperti bbm dan biaya makan di jalan) itu sangat besar. Belum sampai di tempat. Akan menginap atau pun ke satu tempat yang butuh biaya yang relatif besar. Ke luar kota, hanya bisa dilakukan dengan pertimbangan yang masak. Seperti yang pernah aku lakukan di bulan Januari dulu. 

Kecualiiii.. jika memang dapat gratisan dari kantor Ayahnya anak-anak siiih.. itu lain cerita... qiqiqi

Sebagai seorang penulis, terkadang, aku juga menghabiskan waktu bersama anak-anak dengan membiarkan mereka menyoreti banyak kertas kosong, buku bekas ataupun lantai rumah. Bagiku, kegiatan itu besar manfaatnya. Mereka juga semakin paham, bahwa ibunya seorang penulis, bekerja dari rumah. Menulis itu menyenangkan, sama menyenangkannya dengan membaca, nonton film dan berkarya.

Cara lain lagi, adalah, mencari informasi melalui internet. Aku sesekali melakukannya. Beberapa menarik perhatianku, biasanya kuprint atau kusimpan di file tertentu. Berharap, bisa melakukannya bersama Billa dan Aam selama liburan ini.

Demikianlah,.... Semoga sharing ini bermanfaat ya teman-teman...:)

Selamat menikmati liburan...:)

***



*Sebagai catatan :
Yang kubagikan sebagai tips atau info disini, semua berkaitan dengan liburan bagi anak-anak usia di bawah 9 tahun. Dan tentu saja berdasarkan pengalaman serta informasi (yang mungkin sedikit) dari yang kubaca. Jika ada sharing pengalaman sejenis, boleh ditulis dikomen yaaa..:)

*Pamulang, 19 Juni 2015. Hari ke 2 Ramadhan 2015. 

4 comments:

  1. Klo ibunya kreatif, banyak ya yg bisa dilakukan utk mengisi liburan dirumah. Perlu ditiru nih bikin2 prakarya, krn saya blas ga kreatif mbak. Thanks 4 sharingnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak harus jjd ibu kreatif mbak :), saya pake rujukan buku atau link dr pinterest.com. Lumayan ngebantu. Yg penting emang diniatin dan diluangkan waktu. Krn memang ibunya dibutuhkan dekat si anak waktu melakukan kegiatan :)

      Delete
  2. banyak pilihan kegiatan sebenernya ya mbak...trm kasih ide kegiatan liburannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak.. makasih juga sudah berkenan membacanya mbak..:)

      Delete

Patah Hati Berbuah Domain Diri

Berdiri di samping banner buku " Dan Akupun Berjilbab" yang aku susun.
Isi buku ini berasal dari lomba "Jilbab Pertama"
yang aku gusung di Multiply tahun 2010, terbit 2011 akhir dan best seller di tahun 2012.


Aku sudah lama mengenal blog. Sekitar awal tahun 2004. Sebelumnya cukup rajin menuliskan kisah dan curhatan hati di blog milik (alm) Friendster.

Belajar ngeblog dengan lebih rutin justru di Blogspot, dan kemudian makin intens di Multipy, yang sebentar lagi akan "membunuh diri".

Aku benar-benar patah hati, ketika tahu Multiply tak akan lama bisa dinikmati. Nyaris pertengahan bulan Ramadan tahun 2012, aku menghentikan tulisanku di sana. Sibuk menyimpan file-file dan akhirnya migrasi ke Blogspot lamaku, dan menjajal areal baru di Wordpress.


Tapi aku kehilangan gairah ngeblog.
read more