Jun 20, 2015

20 Juni Dalam Catatan....


Pinjem dari sini 


Kali ini, aku akan bercerita tentang sesuatu yang lain.

Sebuah kisah tentang tanggal 20 Juni...

Sejak tahun 1999, tanggal itu menjadi tanggal yang menentukan titik balik kisah hidupku. Dari seorang anak, menjadi seorang istri. Dari ditanggung dan menjadi hak Papaku, menjadi tanggung jawab dan Hak Suamiku.

20 Juni 1999... Membuat garis awal sebuah kehidupanku.

Malam ini, iseng aku membuka sekian belas buku diaryku. Iseng kubuka setiap tanggal 20 Juninya. Aku ingin "napak tilas" dengan apa yang kulalui pada tanggal 20 Juni.




20 Juni 1999

Aku menikah dengan Onasis Dasmal Muskita. Kupikir pernikahan itu mudah. Ternyata krikil dan ujian sudah dimulai sejak hari ke tiga pernikahan. Aku yang keras kepala, tidak bisa menerima begitu saja "tausiah" yang diberikan suamiku. Padahal, aku memilih dia, karena  kuanggap cocok menjadi imam dalam rumah tanggaku. Mama menertawakan sikap kekanak-kanakanku, suami hanya tersenyum dan bersabar. Perjuanganya mendidikku menjadi istri yang baik, baru dimulai...hahaha

20 Juni 2000

Ulang tahun pertama kami. Suami berlayar jauh. Perjalanan kapalnya menuju China. Tapi aku ingat, itu adalah hari ke 20 aku mengenakan Jilbab. Suami tidak pernah menyuruh dan memaksa. Ia hanya sesekali memuji perempuan lain yang tertutup auratnya. Tapi aku melengos, tiapkali ia berkata begitu. Entah mengapa, tanggal 30 Mei 2000, aku berikan hadiah ulang tahun untuk suami, sebuah janji berhijab, yang alhamdulillah kukenakan hingga hari ini. Aku juga mulai menemui dokter kandungan. Karena setahun belum diberi momongan, mulai menjadi hal yang mengelisahkan hatiku.

Detail perasaanku ini, kutuliskan dalam antologi yang pertama kali kususun
10 thn kemudian 



20 Juni 2001

Saat itu suami sedang cuti. Kami mendapatkan ucapan happy anniversary, langsung dari Mama dan Papa. Saat itu kami sedang berada di rumah Papa di Tangerang Selatan. Aku mulai merasa serba salah soal anak. Karena pertanyaan tentang punya anak, bertubi-tubi diajukan banyak pihak.

20 Juni 2002

Aku semakin Galau. Pernikahan masuk usia ke 3 tanpa ada gejala aku akan hamil. Aku menuliskan perihal "Mungkinkah Allah menghukumku, sehingga aku belum punya momongan?"

20 Juni 2003

Ulang tahun pernikahan kembali sendirian. Suami berlayar. Aku mulai tidak menulis diary lagi. Entah mengapa, aku kehilangan semangat apapun. Kuliah S2 sudah kelar dan aku mulai malas membahas tentang anak di usia perkawinan ke empat ini.

20 Juni 2004

Tak ada catatan apapun. Hingga detik ini aku sendiri heran, ada apa dengan tahun 2004? sehingga aku tak memiliki sebuah diarypun. Aku ingat, tahun ini aku mulai sekolah doktoral di Unibraw Malang. sebetulnya banyak cerita di tahun ini. Mungkin diary online dalam blogku yang bisa kulacak. Aku hanya tahu, ini adalah kesempatanku, di usia 30 tahun, melanjutkan cita-citaku. Lupakan soal anak. Itu yang aku tulis.
Di tahun ini, aku semakin ragu, apakah aku perlu berusaha untuk punya anak, atau lupakan!

aku ngeblank di tahun ini 


20 Juni 2005

Kali ini, aku dan suami merayakan anniversary di Selekta Batu, Malang. Menikmati suasana alam yang menyejukkan. Kami juga menghabiskan waktu jalan-jalan ke toko buku. Saat itulah, suami menerima telpon panggilan kerja dari CNOOC, dan penerimaannya di perusahaan itu, memberikan kembali harapan untuk berusaha mendapatkan anak. Karena biaya pengobatan ditanggung 100 % oleh perusahaan. Aku melihat ada sebuah titik terang bagi kehidupan rumah tangga kami.

20 Juni 2006

Suami sudah bekerja dan berada di offshore. Dunia pelaut yang berlayar ke negeri yang jauh, sudah ditinggalkannya. Ia menelpon dari kantornya di offshore dan masih ingat kalau hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami ke 7. Kami pun diberi rejeki, membeli rumah di Tangerang Selatan. Sebuah titik balik kehidupanku berikutan. S3 ku mulai terombang ambing, meskipun aku lulus seluruh teori dengan nilai sempurna (IPK 4.00), tapi aku belum maju untuk ujian mendapat gelar, Kandidat Doktor.

20 Juni 2007

Hari ini, hujan seharian. Suami sedang off dari kerjaannya. Kami melakukan "napak tilas" 9 tahun lalu, saat pertama kali kami berjalan berdua, belum sebagai suami istri, bertugas membagikan kartu undangan sepupuku yang hendak menikah. Kami makan di sebuah restoran di Atrium Plasa dan menghabiskan waktu di toko buku Wali Songo, tempat ia memberikan aku sebuah buku menarik untuk pertama kalinya.
Aku mendapat hadiah sebuah CD Michael Bubble kala itu. So sweet...:)
Perjuanganku untuk mendapatkan anak pun dimulai. Aku bolak balik ke dokter kandungan di RSPI.

20 Juni 2008

Kami berdua lupa dengan hari ulang tahun ini. Kalau tidak masuk sms Papa dan Mama mendoakan yang terbaik untuk kami. Aku juga sedang dalam keadaan begitu bahagia, karena sedang hamil 2 janin (kembar). Aku diajak makan siang di Bintaro, lalu kami nonton film Kungfu Panda. Perutku yang besar terasa keras dan agak sakit, karena ada bayi laki-laki dan perempuan di dalamnya, ikut berkungfu ria selama menonton film itu.

pinjem dari sini 


20 Juni 2009

Setelah melewati fase yang memilukan, karena kehilangan salah satu janin laki-laki di Agustus 2008, aku dan suami menjalani ulang tahun pernikahan ke 10 dengan bahagia. Kami bertiga jalan-jalan dan makan di luar. Kami juga diberi rejeki untuk membayar DP mobil kreditan pertama kami, sebuah Grand Livina berwarna abu-abu. Alhamdulillah. Kuliah S3 ku semakin gonjang ganjing paska lulus sebagai Kandidat Doktor di awal tahun ini. Aku mulai tak konsentrasi lagi dengan dunia pendidikan. Malah melirik dunia menulis.

20 Juni 2010

Kali ini, bersama sepupuku dari Australia yang puluhan tahun tidak bertemu, aku sekeluarga merayakan anniversary kami dengan mengenalkan Indonesia padanya melalui Taman Mini Indonesia Indah. Hari yang menyenangkan, meski keputusan untuk mundur dari S3 mulai mengelayut dan kupastikan, aku harus mundur. Aku tak sanggup berpisah dengan Billa, ataupun dengan suami.

20 Juni 2011

Fase Kritis. Demikian aku menganggapnya. Karena ini adalah fase aku melepaskan sekolahku, mulai tidak mengajar dan menjadi ibu rumah tangga sejati. Dunia menulis sudah kurambah. beberapa novel soloku sudah lahir. Tapi aku merasa, ini kondisi kurang bagus. Aku sering emosian dan moody parah. Ternyata itu faktor dari hormonal, dan setelah pernikahan adik iparku yang bungsu, 2 bulan setelah itu, aku mengandung...:)

20 Juni 2012

Ulang tahun ke 13. Bersyukur kali ini suami ingat. Tapi rencana ngedate kami untuk makan berdua saja, gagal. Billa sakit. Suami juga fokus mengantar Mami mertua seharian berobat ke rumah sakit. Aku sendiri sedang beradaptasi dengan dua orang anak di rumah. Dunia menulis sempat tak kusentuh beberapa waktu.

20 Juni 2013

Saat ini, Billa mulai caper, Aam usia 1 tahun lebih dan aku berjibaku menyelaraskan dunia menulisku dengan dunia anak-anakku. Acara ulang tahun pernikahan kali ini, adalah nonton film Man of Steel, film superman versi terbaru. Dan ini adalah film bioskop pertama yang ditonton Aam.. hehehe

pinjem dari sini 


20 Juni 2014

Belum bulan puasa. Aku tak memiliki catatan khusus di diary saat ini. Aku sibuk dengan terapi Billa, terapi Aam dan peran sebagai ketua bakos. Aku nyaris lupa, karena sibuk mengecek lay out buku tahunan serta persiapan wisuda TK Kak Billa esok harinya.

20 Juni 2015

Hari ini, ulang tahun ke 16. Suami di offshore. Berpuasa di sana. Aku dan Billa puasa di rumah kontrakan, karena rumah kami sedang dibangun ulang. Suami lupa dengan hari ini. Dengan santai ia bilang.."inget karena diingetin sih..": saat aku tanya apakah ia ingat hari ini ultah pernikahan.

Demikianlah... 16 tahun... penuh cerita...dan aku memperhatikan tumpukan diaryku.

Tumpukan diaryku


Terima kasih Mama, yang telah mengenalkan kebiasaan menulis diary ini sejak tahun 1986. Sungguh senang menapak tilas kembali kisah hidup dalam satu buah tanggal.

Alhamdulillah...



*puasa hari ke 3 Ramadan 2015.

4 comments:

  1. Diary-ku sejak SD sampai SMA justru aku bakar Mbak. Aku merasa mereka harus pergi karena aku siap dengan hidupku bersama suami.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, saya jg pernah dengar Teman saya membakar diary2nya setelah menikah. Saya malah menggunakan diary2 ini ssbg referensi menulis mbak ika... suami jg gak tertarik membacanya, meski dia tau, sy tiap malam nulis diary. Mgkn dia tau, diary saya isinya gak beda jauh dgn apa yg saya ceritakan ke dia.


      Pertimbangan sikap suami tentu jadi penentu juga ya mbak...

      Delete
  2. diary saya masih ada sebagian, yg jelek aku bakar, yg bagus aku simpan, padahal kalo saja ada semua, pasti cekikikan sendiri hehe

    congrat ya mak atas ultah pernikahan, barokallaah

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih mak....:)

      saya pikir buruk baiknya masa lalu... menentukan kita hari ini ya mak..hehehe

      saya hanya bakar foto2 aja dulu.. kalau diary saya pertahankan... hehehe

      Delete